GadgetSquad.ID – OPPO kembali membuktikan komitmennya untuk terus mendukung, para pelaku seni di Tanah Air terus berkarya. Nah, kali ini komitmen tersebut dibuktikan OPPO dengan menjadi sponsor pentas teater bertajuk Sudamala: Dari Epilog Calonarang.

Patrick Owen, Chief Marketing Officer OPPO Indonesia, menuturkan, pihak OPPO mengucapkan selamat atas pementasan Sudamala: Akhir Calonarang, salah satu dari sekian banyak keragaman budaya di Indonesia.

“Sebagai brand yang mendukung industri kreatif, OPPO merasa bangga bisa menjadi bagian dari pementasan yang luar biasa ini. Ini merupakan salah satu bentuk komitmen OPPO untuk berkembang dan tumbuh bersama para insan kreatif tanah air.”

“Melalui teknologi terbaru yang ada pada OPPO Find X5 Pro 5G, OPPO dapat merekam visual video pertunjukan Sudamala: Akhir Calonarang yang jernih dengan kualitas profesional. OPPO berharap bisa terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dan terus melakukan inovasi untuk menghadirkan teknologi yang ramah bagi pengguna.”

Pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang sendiri, adalah karya kolaborasi antara 80 orang seniman dan maestro Bali juga kota lainnya.

Jika berjalan lancar, Ini akan menjadi pentas tradisi pertama Titimangsa yang dipentaskan di area terbuka di tengah hiruk pikuk kota Jakarta.

Beberapa artis ternama Indonesia, juga terlibat dalam pementasan tersebut, diantaranya Happy Salma dan Nicholas Saputra yang bertindak menjadi produser.

“Dilihat dari sisi tradisi maupun dari seni pertunjukan: dramaturgi, gerak penari, kostum dan topeng yang dikenakan, serta gamelan yang mengiringi, semua dikreasi dengan detail yang mengagumkan,” kata Nicholas yang juga menjadi salah satu brand ambasador OPPO, untuk produk flagship seperti yang terbaru seri OPPO Find X5 Pro 5G.

Terkait jalan cerita, pentas theater tersebut menceritakan kisah Walu Nateng Dirah, seorang perempuan yang memiliki kekuatan dan ilmu yang luar biasa besar serta ditakuti banyak orang termasuk membuat resah raja yang berkuasa saat itu, Airlangga. Hal ini pula yang menyebabkan tak banyak pemuda yang berani mendekati putri semata wayangnya, yang bernama Ratna Manggali.

Walu Nateng Dirah sangat kecewa dan mengekspresikan kepedihannya dengan menebar berbagai wabah. Luka hatinya itu akhirnya sementara terobati, setelah Ratna Manggali menikah dengan Mpu Bahula.

Kehidupan pernikahan ini ternyata dicederai Mpu Bahula. Ia yang ternyata adalah utusan pendeta kepercayaan Raja Airlangga, mengambil pustaka sakti milik Walu Nateng Dirah  yang akhirnya jatuh ke tangan Mpu Bharada.

Walu Nateng Dirah kecewa dan murka, kemurkaanya lalu menimbulkan wabah yang menyengsarakan banyak orang. Setelah Mpu Bharada mengenali ilmu yang dimiliki Walu Nateng Dirah, Ia lantas menantang Walu Nateng Dirah untuk beradu ilmu, agar dapat menuntaskan bencana dan wabah yang melanda.

Jika tidak ada kendala, pementasan yang terinspirasi dari pentas tradisi Bali yang berakar dari sastra ini akan dipentaskan pada 10-11 September 2022 di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta.