GadgetSquad.ID – “Resesi, ancaman PHK hingga krisis ekonomi global” semua itu seakan seakan menjadi ancaman bagi geliat pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 nanti.

Jika benar terjadi, apakah pelaku bisnis di Indonesia, termasuk semua pemain yang bertarung di industri teknologi Tanah Air, sudah siap menghadapi ancaman resesi ekonomi di tahun 2023 nanti?

Semua perasaan waswas itu, dikupas tuntas dalam Diskusi Akhir Tahun IndoTelko Forum bertajuk “Startegi Industri Digital Indonesia Hadapi Resesi Global.”

Ismail, Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Kominfo, mengatakan, jalan keluar menghadapi resesi adalah industri telekomunikasi dan digital.

“Industri telekomunikasi dan digital menjadi tumpuan harapan untuk sektor-sektor yang lain. Aktivitas kehidupan ekonomi masyarakat sangat bergantung pada ekonomi digital,” kata Ismail.

Lebih lanjut Ismail diungkapkan, pemerintah Indonesia tidak mau terjebak di dalam krisis. Oleh karena itu ada 4 strategi yang disiapkan, melihat perubahan dalam industri digital yang tadinya bertumpu pada infrastruktur, beralih kepada platform, aplikasi dan konten.

“Yang pertama kami melakukan deregulasi lewat UU Cipta Kerja yang memberikan kebebasan pelaku industri untuk kolaborasi, sharing infrastruktur dan sharing spektrum,” kata dia.

“Kedua, perubahan posisi pemerintah dari regulator menjadi investor, bukan untuk menjadi kompetitor tapi untuk kepentingan publik yang hasilnya bisa dikerjasamakan dengan operator.”

“Ketiga Langkah ketiga, mengembangkan literasi digital. Strategi keempat, membangun data center nasional untuk layanan publik yang lebih baik dan berorientasi pada keamanan,” jelas Ismail.

Pada kesempatan yang sama, Dirut Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan dirinya optimistis menyambut 2023. Telkomsel menyiapkan strategi berupa penguatan core bisnis, memperluas layanan lewat platform pembelajaran Kuncie dan Fita untuk perilaku sehat.

Ada juga Telkomsel DFE untuk membantu sektor pangan dan sejumlah anak perusahaan untuk mendorong ekonomi digital seperti LinkAja, GoTo, Indico dan Telkomsel Mitra Inovasi (TMI). “Dengan seluruh tantangan yang ada dan berdampak di 2023, Telkomsel yakin seluruh tantangan itu bisa jadi peluang,” beber Hendry.

Sementara itu, Dirut XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, Industri telekomunikasi Indonesia juga akan mengalami tekanan, namun XL Axiata melihat peluang yang bisa dimanfaatkan.

“Kami yakin pertumbuhan akan tetap positif, kami melihat beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan,” kata Dian.

Terkait jurus menghadapi resesi, Dirut Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Singha mengatakan, pihaknya juga punya strategi menghadapi 2023. Caranya dengan mendorong transformasi digital.

“Selain 5G, agar transformasi digital berjalan baik. Indosat juga mendorong literasi digital untuk generasi muda, membuka kesempatan bagi UMKM, talenta digital dan penyetaraan kesempatan untuk perempuan. “Mari berkolaborasi untuk memperkuat digital transformasi di Indonesia,” kata Vikram.

Masih dalam diskusi yang sama Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Ririek Adriansyah mengungkapkan, dalam menghadapi ancaman resesi global, industri telekomunikasi di seluruh dunia telah melakukan berbagai strategi.

Salah satunya relying business telekomunikasi yang tadinya di dalam satu group, kemudian dipisahkan berdasarkan masing-masing portofolio, seperti tower, fiber, data center dan lainnya yang tujuan akhirnya adalah mendorong efisiensi.

“Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan valuasi aset dan membuka peluang untuk network sharing dalam rangka mendorong efisiensi,” kata Ririek.

Diakui Ririek, saat ini seluruh dunia tengah bersiap menghadapi ancaman resesi global. Berbagai indikasi resesi ditunjukkan dengan inflasi tinggi, serta pertumbuhan ekonomi rendah atau cenderung stagnan di berbagai dunia.

Ririk mengatakan dampak resesi diperkirakan tidak terlalu berat bagi Indonesia. Namun berbagai ancaman resesi ini turut menambah tantangan pada industri telekomunikasi di Indonesia.

“Dengan sinergi dan kolaborasi industri telekomunikasi Indonesia, kami yakin kita dapat bertahan menghadapi berbagai tantangan ke depan, serta terus mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi yang lebih sehat,” tukas Ririek.