GadgetSquad.id – ZTE menampilkan berbagai inovasi teknologi nirkabel dan wireline di Bandung ICT Expo & Digital Broadband Summit 2018. Berbagai inovasi tersebut dihadirkan untuk menunjukan komitmen perusahaan dalam mendorong pembangunan industri ICT (Information Communication and Technology) di Indonesia.

ZTE

Selaras dengan tema acara yaitu “Inspiring the Digital Indonesia 2025”, Michael Lim, Director of Strategic Marketing, APAC CTO Office, ZTE Corporation hadir menyampaikan pidato mengenai “Seize 5G Opportunities to Accelerate Digital Transformation”. Melalui sesi tersebut Michael menyampaikan ide, konsep, gagasan, dan dampak pemanfaatan teknologi baru di masa depan terhadap industri.

Michael menjelaskan “Kehidupan yang serba digital ini membuat masyarakat semakin melekat kepada internet, yang membuat tuntutan serta ekspektasi terhadap operator kian meningkat. Hal ini kian mendorong operator untuk mampu. Jaringan next generation akan banyak didorong oleh teknologi 5G dan ultra wide-band, yang ditenagai dengan SDN, NFV, cloud computing, big data, AI, dan konsep keterbukaan.

Teknologi-teknologi ini menerapkan kontrol terpusat yang hirarkis, pengelolaan terpadu, software-defined, serta jaringan masa depan yang lebih fleksibel, dimana mampu memberikan kemampuan bagi operator untuk menciptakan beragam nilai tambah untuk bisnis mereka. Kami akan terus berinovasi, guna memampukan operator untuk dapat bergerak secara lebih lincah dalam beradaptasi dengan tuntutan pelanggan, sementara mampu mengoptimalkan kanal monetasi mereka:

Berikut adalah solusi yang ditampilkan oleh ZTE di Bandung ICT Expo & Big Broadband Summit 2018:

  1. Wireless (Pre5G and 5G)

ZTE merupakan yang pertama kali menerapkan Massive MIMO, teknologi inti 5G ke jaringan 4G, maka dinamakan Pre5G Massive MIMO. Teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi spektral hingga 8 kali lipat. Sejak awal tahun 2017, ZTE Indonesia telah berhasil menguji teknologi Massive MIMO FDD-LTE pertama di Indonesia dengan dua operator terkemuka.

Hasil uji coba terbaru menunjukan adanya peningkatan hingga hampir empat kali liat dalam hal throughput data menjadi 468 Mbps, dibandingkan dengan jaringan 2×2 MIMO FDD LTE. Secara global, proyek percobaan ZTE Massive MIMO telah dilakukan sejak tahun 2015 dan ZTE bekerja sama dengan lebih dari 20 operator telekomunikasi terkemuka yang tidak hanya untuk uji coba tetapi juga untuk penerapan secara komersial.

ZTE juga telah melakukan uji coba Sub-6GHz 5G pertama di dunia pada tahun 2017. Pada waktu itu tingkat puncak kecepatan dari single UE mencapai 2Gbps di fase pra-komersial. Pada bulan November 2017, ZTE dan China Mobile secara bersama-sama melakukan uji coba untuk cakupan berkelanjutan dari beberapa BTS, yang dapat mewujudkan cakupan 5G NR yang berkesinambungan.

Pada tahun 2018, ZTE telah meluncurkan serangkaian produk komersial 5G yang siap diterapkan secara komersial oleh operator pada tahun 2019, termasuk perangkat akses mmWave dan Sub-6GHz 5G, serta beragam bearer solution, dan  berbagai G core network device berteknologi tinggi yang fleksibel dalam pemanfaatannya.

Base station 5G generasi baru terdiri dari New-Generation 5G High / Low Frequency AAU yang mendukung 3GPP 5G NR dan spektrum mainstream 5G yang jamak digunakan di industri, NG BBU dengan Kapasitas Terbesar, dan First 4G / 5G Dual-Mode RRU di industri yang mendukung 4G single-mode, 5G single-mode dan 4G/5G convergence.

ZTE memenangkan Penghargaan “Best Technology Innovation for 5G” berkat inovasi-inovasi yang dilahirkan perusahaan dalam teknologi end-to-end 5G di ajangMobile World Congress 2018 di Barcelona Spanyol. Solusi ini menunjukan kepemimpinan serta pemahaman mendalam ZTE tentang jaringan 5G dan kebutuhan 5G di masa mendatang, dan mampu menggambarkan kontribusi signifikan dari perusahaan dalam mematangkan rantai industri 5G. Di Indonesia ZTE juga mendapat pengakuan dari Selular Award tahun 2018 sebagai “Best 5G Solution”.

Baca juga : Samsung Bangun Kelas Berbasis Teknologi Bagi Siswa SD di Papua

  1. 5G Common Core

ZTE Common Core terdiri dari layanan fungsi jaringan yang ditentukan oleh spesifikasi 3GPP dan layanan fungsi jaringan publik. Semua layanan ini memenuhi kebutuhan produk mandiri, dapat digunakan kembali dan diatur sendiri. ZTE Common Core menyajikan layanan melalui antarmuka HTTP / 2 + JSON. Pesawat media terdistribusi mendukung fleksibilitas penggunaan dan piranti kinerja tinggi dan jaringan dengan pesawat kontrol melalui protokol CUPS antarmuka (PFCP) standar.

ZTE Common Core, yang didasarkan pada konsep cloud native, menggunakan komponen microservice terbuka, perangkat visual devOps kelas carrier, dan teknologi kontainer ringan. Perangkat ini dirancang untuk melengkapi irisan jaringan dan fungsi jaringan dengan orkestrasi sesuai permintaan, instalasi cepat, elastisitas fleksibel, dan keandalan tinggi. Berdasarkan virtualisasi lengkap, ZTE Common Core mewujudkan pemisahan platform cloud utama dan teknologi akselerasi perangkat keras untuk memenuhi persyaratan kecepatan tinggi, latensi rendah, keandalan tinggi, dan lainnya dalam skenario pemanfaatan 5G.

  1. Fixed Network

Pada acara tahun ini, untuk teknologi fixed network, ZTE menampilkan solusi akses terpadu yang disebut, flagship full-scenario optical access platform pertama di industri yang berorientasi pada 100G PON dan network re-architecture.

TITAN membanggakan arsitektur paling canggih dengan manfaat sebagai berikut:

  • Kapasitas terbesar, dengan kapasitas switching sebesar 28,8T atau empat kali lipat lebih tinggi dari nilai tertinggi yang diberikan oleh vendor lain di industri.
  • Tingkat integrasi tertinggi, sebagai pertama di industri yang mendukung 16-port 10G PON dan Combo PON, dan ini menjadi teknologi pertama yang di uji coba dan diterapkan di industri. Teknologi ini juga yang pertama di industri untuk mendukung 16-port 25G PON dan 4-port 100G PON high-density accesses.
  • Kapabilitas akses terkuat, menyediakan hingga 36 slot layanan yang dengan menjaga kondisi bandwidth untuk tetap seimbang di tingkat yang sama, namun juga mampu mengakomodasi empat kali lipat jumlah pengguna atau akses yang lebih banyak.
  1. 5G Flexhaul

5G Flexhaul ZTE menawarkan kemampuan untuk menghadapi tantangan 5G yang merevolusi industri lanskap teknologi network, menghadirkan model aplikasi bisnis baru dan kemungkinan tak terbatas untuk layanan masa depan bagi operator. Arsitektur jaringan minimalis menyederhanakan protokol jaringan, memperpendek periode penggunaan layanan dan mengurangi kesulitan O&M.

Teknologi ini juga menghadirkan produk-produk access dengan kapasitas terbesar industri, dan memenuhi persyaratan jaringan terpadu 4G/5G, sehingga mampu memastikan kelancaran perkembangan dan evolusi evolusi jaringan gunamelindungi investasi dari pelanggan.

Memenuhi beragam persyaratan skenario layanan yang berbeda-beda, untuk mendukung penerapan layanan-layanan independen dan O&M, meningkatkan pemanfaatan jaringan serta memaksimalkan nilai investasi. Jaringan yang cerdas ini juga mampu meningkatkan akurasi identifikasi potensi risiko dan pengukuran stabilitas jaringan guna meningkatkan kepuasan pengguna.

  1. Big Video

Big Video milik ZTE menawarkan pengalaman video terbaik kepada pengguna, menyediakan platform video terbaik untuk operator, dan menciptakan ekosistem terbuka dengan semua mitra. Mempromosikan layanan yang cepat, mudah, personal, dan stabil, Big Video ZTE menyediakan platform video premium yang bertindak sebagai mesin transformasi operator.

Solusi Big Video ZTE memberi operator keuntungan sebagai berikut:

(1) Meminimalkan CAPEX. Dengan M-ABR OTT Multicast, solusi berbasis NFV mengurangi investasi perangkat keras, dan JITP + Multi DRM mengurangi biaya lisensi perangkat pemutar video dan DRM.

(2) Mengurangi OPEX Dengan teknologi cloud DVR menghemat biaya penyimpanan data dan perawatan penyimpanan terpadu yang menghemat biaya pemeliharaan.

(3) Mempersingkat time to market, berkat arsitekturnya yang modular dan berbasis cloud, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan operator, terutama dalam hal memonetisasi konten.